Iklan

Kagum dengan Semangat Belajar di MTsN 4 Bungo, Alumnus Tebuireng ini Tawarkan Beasiswa

Syarif Abdurrahman pengelola Rumah Tahfidz Pasir Putih saat memberikan materi pada pelatihan penulisan Pegon dan aksara melayu di MTS Negeri 4 Pelepat Ilir Kabupaten Bungo.(poto:hamidah/portalkita.net)

PORTALKITA.NET, BUNGO - Ratusan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) 4 Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo mengikuti kegiatan pelatihan penulisan Pegon dan aksara Melayu bersama Mudir Rumah Tahfidz Pasir Putih Ustadz Syarif Abdurrahman, Jumat (8/8/2025). 

Syarif Abdurrahman mengatakan jika ia sangat kagum dengan antusias belajar siswa-siswi MTsN 4 Pelepat Ilir ketika memberikan materi tata cara penulisan Arab Melayu dan pegon. Ia juga kagum dengan program belajar kitab kuning di madrasah negeri yang menerapkan full day ini. 

Berangkat dari rasa kagum, Syarif Abdurrahman pun menawarkan beasiswa khusus ke siswa-siswi MTsN 4 Pelepat Ilir untuk belajar cepat membaca kitab kuning metode Amsilati selama empat bulan di Rumah Tahfidz Pasir Putih. Ia juga memberikan beasiswa bagi siswa-siswi yang minat belajar bahasa Arab 2 bulan secara gratis. 

"Saya kaget melihat antusias mereka belajar Arab Melayu, pegon, dan kitab kuning. Saya tawarkan beasiswa belajar kitab kuning metode Amsilati. Nanti setelah mereka belajar dengan saya, nanti ikut bimbing siswa-siswi lainnya setelah kembali ke madrasah. Syaratnya harus disiplin, rajin, dan tidak kabur di tengah jalan," ujarnya.

Bagi Syarif, kegiatan belajar menulis pegon dan aksara Melayu merupakan kegiatan positif dan menarik. Hal tersebut termasuk melestarikan budaya asli nusantara. Tradisi masyarakat Islam Indonesia yang menulis dengan aksara Al-Qur'an, tapi menggunakan bahasa Indonesia dengan abjad hijaiyah. 

"Saya terharu, di madrasah negeri ada materi Pegon dan aksara Melayu. Ini ide yang bagus. Selain itu ada juga pembelajaran kitab kuning, lalu pengenalan cara baca kitab kuning metode Amsilati," katanya.

Alumnus Pesantren Tebuireng ini menyebutkan, civitas MTs N 4 Pelepat Ilir memiliki program yang bagus dan penting untuk didukung. Karena tidak banyak madrasah negeri memiliki program mengenalkan anak didiknya dengan aksara Melayu dan Pegon. 

Padahal secara instruksi, Pemerintah Provinsi Jambi meminta jajarannya dan masyarakat merawat budaya Melayu, salah satunya aksara Arab Melayu. Hanya saja, tak banyak tempat belajarnya. Dulu, masyarakat Jambi belajar aksara Arab Melayu di sekolah Arab yang ada di setiap dusun. Kini, karena terbatas dana, banyak sekolah Arab yang tutup. 

"Kalau kita lihat, gedung pemerintahan di provinsi Jambi rata-rata di depannya ada tulisan aksara Melayu. Sayangnya, banyak generasi muda tidak bisa baca. Tulisan ulama Jambi banyak berbahasa Melayu, hanya saja pengajaran tata cara menulis aksara Melayu tidak ada," jelas Syarif. 

Alumnus Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng ini juga mengapresiasi langkah MTsN 4 Pelepat Ilir yang memasukan pengajaran kitab kuning dalam kegiatan belajar mengajar. Bagi Syarif, ini terobosan yang luar biasa. Karena tidak banyak madrasah negeri yang mau mengambil posisi ini di Jambi. 

"Saya kaget ternyata disini sudah berjalan kajian kitab kuning cukup lama. Ini program yang luar biasa. Mengenalkan siswa-siswi sumber kajian Islam seperti kitab kuning yang memuat ayat suci Al-Qur'an, hadis dan pemikiran ulama. Ini penting, di tengah gempuran informasi di tiktok," tutupnya.***





Penulis : Hamidah

Editor: Apriliandi