Ansor Bungo Tuntut Tim Produksi Program Xpose Uncensored Trans 7 Minta Maaf Secara Terbuka

Ketua GP Ansor Bungo, Bungo Andi Putra saat menyatakan sikap terkait tayangan Trans 7 yang menayangkan sosok tokoh Pesantren dengan narasi yang merendahkan.(poto:syarif/portalkita.net)
PORTALKITA.NET, MUARABUNGO - Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP) Ansor
Bungo Andi Putra menyayang sikap Trans 7 yang menayangkan sosok tokoh pesantren
dengan narasi merendahkan pada Senin, 13 Oktober 2025 dalam program Xpose
Uncensored yang ditayangkan oleh Trans 7.
"GP Ansor Bungo sangat menyayangkan program Xpose Uncensored
yang ditayangkan oleh Trans 7 merendahkan sosok kiai dia pesantren,"
jelasnya, Minggu (19/10/2025).
Andi menambahkan, GP Ansor Bungo menyadari bahwa tim
yang bekerja di balik layar untuk proses produksi konten yang merendahkan
pesantren dan sosok kiai tersebut bukanlah orang yang baru aktif di dunia
televisi kemarin sore.
Tim produksi dalam kacamata Ansor Bungo sudah memiliki
pengalaman dan tentu tahu pasar. Tim konten dengan sadar mengangkat isu
pesantren. Karena sekarang sorotan publik ke pesantren, setelah isu runtuhnya
pesantren di Sidoarjo. Mungkin maksudnya mereka ikut mengangkat isu pesantren
dari sisi lain. Namun, yang diangkat adalah sisi yang melukai hati insan
pesantren dan masyarakat umum.
"Trans 7 telah menyudutkan tokoh utama pesantren
dan Nahdlatul Ulama. Maka yang meminta maaf harus pimpinan utama dan Tim
produksi (khususnya pembuat video, penulis naskah dan pembaca naskah) yang
merendahkan kiai dan pesantren untuk meminta maaf ke publik secara terbuka.
Sementara ini yang membuat konten langsung belum minta maaf," pintanya.
Menurut Andi, tim produksi program Xpose Uncensored
yang ditayangkan oleh Trans 7 lupa bahwa Pesantren adalah benteng moral bangsa.
Jika pesantren dilecehkan maka moral bangsa ikut dipertaruhkan. Pesantren bukan
sekedar lembaga pendidikan, ia adalah benteng adab, ilmu dan peradaban.
"Kesalahan ini bukan hanya di tim produksi,
pimpinan yang mengizinkan konten ini tampil juga salah. Oleh karena itu, GP
Ansor Bungo menuntut jika tim produksi tidak minta maaf maka kami minta
pimpinan Trans 7 membebas tugaskan semua yang terlibat," tegasnya.
Selain itu, Andi meminta Dewan Pers untuk turun tangan
menilai produk jurnalistik program Xpose Uncensored yang ditayangkan oleh Trans
7 tersebut. Karena tidak adanya keberimbangan dalam produk jurnalistik Xpose.
"Dewan Pers harus bicara sebagai pemegang mandat
penjaga Undang-undang Pers nomor 40 tahun 1999," tutupnya.***
Penulis: Syarif Abdurrahman
Editor: Pristianita